Kenangan Bersama Pelatih Prajurit Yonif Linud 432 WSJ Kostrad |
Sebelum tiba di Yonif Linud 432 Waspada Setia Jaya (WSJ) Kostrad, para prajurit Satuan Polisi Pamong Praja ini di gembleng terlebih dahulu oleh senior senior di Kantor Pemkab Maros selama beberapa bulan.
TONTON VIDEO 👇👇👇
Hal ini di maksudkan untuk persiapan agar saat tiba di Markas TNI Yonif Linud 432 WSJ Kostrad sudah tidak kaget dan terbiasa dengan didikan mental dan fisik.
Untuk jadi Satpol PP memang tak gampang, mental dan fisik harus benar benar di bentuk agar tetap bisa tenang dalam keadaan segenting apapun.
Masih teringat dan tersimpan di memori saat disuruh berdiri namun kepala rapat ke tanah atau teman teman menyebutnya sujud tobat.
Masih melekat juga diingatan saat pertamakali memasuki gerbang pintu Kostrad 432 dimana pelatih berseruh," apa kalian yakin ingin masuk di kandang macan ini ???
Kalau ragu kalian pulang sudah dan tentu kalian akan tidur enak dirumah kalian, kalau kalian tetap pilih disini maka saya ucapakan selamat datang dan tangan tangan kami memang sudah cukup gatal,Ucap pelatih membuat bulu kuduk merinding.
Tonton video ; 👇👇👇
Seminggu didalam asrama rasanya ibarat berbulan bulan bro, mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi semua ada aturan mainnya.
Disiplin waktu menjadi salah satu pelajaran yang didapatkan dalam pelatihan ini, dimana untuk mengefesienkan waktu makan yang cuma beberapa menit dan harus bersih selanjutnya langsung lari keliling lapangan.
Ada banyak kejadian kejadian selama seminggu di dalam markas Kostrad 432 WSJ ini yang tentunya semua itu adalah bentuk kasih sayang seorang pelatih yang ingin melihat anak didiknya memang benar" sudah siap apabila terjun langsung ke masyarakat.
Saya pribadi mengucakan terima kasih yang tak terhingga kepada para pelatih" kami yang sudah mengajarkan makna sebuah keberanian, makna sebuah persaudaraan. Kalian adalah guru kami dan apa yang kalian berikan selalu kami pakai dan gunakan hingga saat ini.
Walau saya sudah mengundurkan diri 2 tahun yang lalu dari kesatuan Polisi Pamong Praja namun tidak bisa saya pungkiri bahwa jiwa Pamong Praja dalam dadaku masih tertanam dan terpasang kokoh.
Saya berharap semoga saudara saudara seperjuangan ku yang bertahan hingga saat ini bisa diperhatikan kesejahteraan hidupnya.
Sangat terasa betapa menderitanya selama 10 tahun kerja jadi tenaga sukarela Satuan Polisi Pamong Praja yang kerja tampa terima gaji. Adapun yang diterima tiap bulan adalah uang makan minum yang jumalhnya tentu jauh dari kata cukup.
Saya rasa cukup untuk curhat ku kali ini, nanti di lanjut kembali menyesuaikan situasi dan kondisi.
TONTON VIDEO 👇👇👇