Sejarah Kerajaan Gowa Karaeng Loe Ri Sero' - Pentas Seni Gowa Sulawesi Selatan

Andi Kumala Idjo Daeng Sila Karaeng Lembang Parang
Raja Gowa Ke 38

Klik Untuk Nonton; VIDEONYA


TEROPONGKIKUJ, GOWA - Karya Seni adalah sesuatu yang tak terlepas dalam kehidupan sehari hari kita sebagai makhluk sosial. Beberapa seni yang menarik untuk di cermati dan disaksikan diantaranya seni tutur atau ucapan yang memiliki nilai sejarah.

Sanggar Seni Karaeng Loe Sero pernah mengadakan acara kesenian yang diberi nama Pentas Seni Kampung Sero yang menampilkan berbagai jenis kesenian adat.
Andi Kumala Idjo Daeng Sila Karaeng Lembangparang Raja Gowa ke 38 Hadir juga dalam memberikan sambutan pada acara Pentas Seni Kampung Sero yang diadakan oleh Sanggar Seni Karaeng Loe Sero.

Sedikit kita mengupas tentang Andi Kumala Idjo Daeng Sila Karaeng Lembangparang Raja Gowa ke 38 ini harus membatalkan tiket pesawat ke Jakarta dalam rangka menghadiri acara adat se Indonesia.

Hal tersebut dilakukannya dengan alasan menghadiri pentas Seni Kampung Sero jauh lebih penting dibandingkan harga tiket pesawat tersebut. Beliau merasa bahwa kampung Sero ini sendiri adalah bagian dari dirinya apalagi bahwa kegiatan yang diadakan adalah pentas seni maka wajib baginya hadir di acara ini sehingga memilih untuk lakukan penerbangan berikutnya setelah acara Kampung Sero selesai.

Raja Gowa ke 38 ini juga adalah lurah pertama yang memimpin kelurahan persiapan Tombolo yang wilayahnya sampai ri Sero' setelah pecah dari lurah Katangka pada tahun 1992.

Dalam sambutannya ketika berada diatas panggung pentas, Andi Kumala Idjo Daeng Sila Karaeng Lembang Parang Raja Gowa Ke 38 ini juga sempat menceritakan sejarah kerajaan Gowa Karaeng Loe Ri Sero'
"Singkat cerita semua kayu katangka yang habis ditebang disekitar Taka'bassia, leko' na atau daunnya belum layu / tenapa nakalumeng leko'na Istana atau Balla' Tamalate sudah selesai, maka disebut Istana Tamalate.

Saya kembali kepada putra Karaeng Tunitangka Lopi, dalam tatanan sejarah Tunitangka Lopi sebenarnya adalah tunirangka lopi. Tunirangka Lopi ini memiliki istri orang dari Ara Bulukumba.

Pada suatu hari ketika beliau kembali ke negeri istrinya dengan memakai perahu. Ketika memasuki perairan antara selat Selayar dengan Bulukumba terjadilah sebuah tragedi.

Nasib malang terjadi kepada Tunirangka Lopi pada saat ini dimana perahu yang di tumpangi nya pecah dan terbalik dan tak sempat tertolong lagi. Maka wafat lah sang raja Tunirangka Lopi.

Sebelum raja di makam kan atau nakana tau Gowa ya nitarawang atau di kubur diadakan sidang oleh seluruh pembesar kerajaan untuk mengambil keputusan siapa diantara 2 bersaudara ini anatara Karaeng Loe Risero ( kakak ) atau Batara Gowa ( adik ) yang berhak bertahta.

Tapi dasar adek juga punya akal yang sangat luar biasa. Adik dari 2 bersaudara ini masuk ke bilik Kalompoang dan membuka Lontara' Bilang.

Didalam Lontara' Bilang tertulis, "inai nai anjujungi salokoa, anseleki sudanga, ampontoi janga jangayya, ambarai cindea iyyami antu somba ri Gowa".

Sang Adik dari 2 bersaudara ( Batara Gowa ) muali cermati isi Lontara Bilang kemudian keluar menuju ke 9 kasuwiang ( Pembesar Kerajaan )

Setelah tiba di Kasuwiang Salapang (9) Batara Gowa selanjutnya bertanya, "cocok mi kutaeng anne daeng ta ?
Terpaksa 9 kasuwiang itu mengatakan,  "Sombangku" yang diartikan sebagai pembenaran.

Sedangkan kasuwiang salapang ini sudah menggadang gadang Karaeng Loe Ri Sero' untuk jadi raja namun karena kejadian tersebut maka sang adik lah yang di nobatkan jadi raja.

Akhirnya sang kakak pun kembali ke Sero' kemudian mengumpulkan gallarrang nya di Biqulu salah satu bukit yang ada di kampung sero', sebelum kita masuk di sero'.

Selanjutnya dia minta izin, saya akan meninggalkan daerah Gowa berlanglang buana dimana pun tempat untuk merenungkan dan menenangkan fikiran.

Setelah sekian puluh tahun di rantau maka beliau pun kembalil. Beliau masuk lewat sebuah pintu sungai yang penuh dengan bambu atau bulo yaitu Bulo Talloa.

Masuklah Karaeng Risero' bersama pengikutnya  dan bertemu dengan karaeng Bira. Karaeng Bira kemudian menawarkan agar Karaeng Loe Risero tinggal dan jadi raja di wilayahnya. "Ammantang maki karaeng ripassi'nang naikatte kuangkat Somba Ri Tallo atau raja Tallo. Karaeng Bira turun jabatan menjadi Karee.

Inilah sepenggal cerita sejarah singkat Kerajaan Gowa Karaeng Loe Ri Sero' yang di ceritakan oleh Andi Kumala Idjo Daeng Sila Karaeng Lembang Parang Raja Gowa Ke 38.

Untuk video sambutan dari beliau silahkan simak dengan klik link berikut ini ; Sejarah Kerajaan Gowa Karaeng Loe Ri Sero'

Dalam agenda Pentas Seni Kampung Sero ini juga di tampilkan beberapa pentas seni. Untuk menyaksikan videonya silahkan klik tautan warna biru berikut ini

Post a Comment

Previous Post Next Post