Lirik Puisi Darurat Kekerasan Seksual dan Perempuan Penyihir - Wilhelmus & A. Afifah


 Tonton Videonya;

Teatrikalisasi Puisi "Darurat Kekerasan Seksual (Wilhelmus) - Perempuan Penyihir (A. Afifah)


TEROPONGKIKUJ.com, Makassar - Inagurasi 021 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Pejuang Republik Indonesia (Upri) Makassar digelar di Kampus 2 Jln. Nipa-Nipa Antang Makassar, Minggu (12/06/2022).

Teatrikalisasi Puisi merupakan salah satu agenda dalam acara tersebut dengan judul "Darurat Kekerasan Seksual" karya Wilhelmus dan Perempuan Penyihir Karya Andi Afifah.

Astri Ivo bersama Oltaviani S. Wijaya membacakan puisi tersebut dengan penuh penghayatan dan berkolaborasi dengan Krisma dan Amirah sebagai penari dalam pertunjukannya.

Berikut Lirik Puisinya Darurat Kekerasan Seksual - Perempuan Penyihir ciptaan Wilhelmus dan Andi Afifah.


Kunjungi Juga;

Playlist Teropong Aktifitas Kampus Di Sulawesi Selatan (Upri)



(1). Darurat Kekerasan Seksual ; Wilhelmus
Lirik;
Dimasa ini...
Banyak tragedi menganggu telinga,
manusia tak lagi memperlakukan manusia sebagai manusia.
Perilakunya bak binatang,
lantaran tak lagi memahami etika. (ola)

Perempuan yang seharusnya dijaga !
malah jadi korban nafsu dunia.
mereka yang harusnya pengayom,
tak mampu mengontrol hasratnya.(ola)

Dengan mata tertutup, pelaku tanpa sadar berperilaku bejat.
Memelah-beli perempuan tak karuan tanpa memikirkan masa depan korban (ola)

Menghalalkan segala cara,
demi menuntaskan nafsu selangkangan
yang lebih disayangkan,
sebagian pelaku justru adalah mereka yang dipercaya.
Yang seharusnya pelindung malah merusak dengan haus nafsu mereka. (ipo)

Secara sadar namun tidak merasa bersalah.
Atas kelakuan bejatnya,
malah memilih diam
menganggap itu hal yang biasa. (ipo)

Sudah berapa banyak perempuan yang menjadi korban  kegilaan kelamin?
Pemerkosaan dan pelecehan seksual terjadi.
Lantaran tak mampu mengontrol hasrat kelamin. (ipo)

Kau sebagai kaum adam, gagal menjaga kaum hawa sebagaimana seharusnya.
justru menjadikan perempuan sebagai mainan untuk mendapatkan kepuasan belaka. (ola)

begitu juga...
apakah kau lupa?
perempuan adalah asal dan usul adanya cinta. (ola)

dan apakah kau lupa?
perempuan adalah rahim dari segala rahim didunia. (ipo)

kau seharusnya merawat kaum hawa dari segala hal. (ola)
bukan malah merobek-robek harga diri kami sebagai seorang perempuan. (ola)


Kunjungi Juga;


(2). Penyihir ; A. Afifah
Lirik ;
Saban hari...
kami lahir dan dilahirkan
oleh segudang cemas dan harap
yang menumpuk padat dialiran darah
dan dengan cemas-cemas harap
mereka memandang kami lemah.
tak bertulang dan tak berdaya. (ipo)

sial,
kenapa seorang perempuan?
tak ada gunanya. (ipo)

aku jari itu mendengar seorang iblis menampar ibuku
dengan kalimat berderai kejengkelan.
karena kelaminku adalah vagina
bukan penis yang mereka idamkan.(ipo)

sejak hari itu, kuketahui omong kosong tentang kehidupan. (ola)

yang katanya hidup akan memberikanmu baju baju baru.
yang indah dan sangat halus setiap helaian benangnya. (ola)

ahl persetan baju-baju baru,
yang kudapat setiap harinya
mereka hanyalah sibuk menelanjangiku.
menelanjangi kebebasanku,
menelanjangi fikiranku,
menelanjangi setiap kata yang kuteriakkan tentang hidup yang setara. (ipo)

seorang perempuan,
yang lahirnya disesali
saban malam mendapati dirinya tumbuh dalam gelanggang kebencian (ipo)

bagaimana ia tidak benci dirinya?
ketika ia tumbuh dalam koridor pemerkosaan hari2 nya.(ipo)

bagaimana ia tidak benci dirinya?
ketika vagina dan rahimnya jadi alasan dia wajib ditindas. (ola)

bagaimana ia tidak benci dirinya? ketika ia harus dipenjara dalam kungkungan keluaraga dan hanya dianggap sebagai pencetak tenaga kerja.(ipo)

bagaimana ia tidak benci dirinya?
ketika ia hanya dianggap sebagai instrumen reproduksi sosial. (ola)

bagaimana ia tidak benci dirinya?
ketika ia lahir dan tumbuh, menjadi sangat subvertif, marginal dan subordinat. (ipo)

sementara itu?
manusia2 abnormal mengatakan
bahwa itu sudah takdir dan nasibnya.
“siapa suruh punya rahim?”
kata mereka. (ola)

di dalam kamar sempit 2x2
ia membiarkan tubuhnya terlilit tali sampai mati.
terlalu lelah batinya bergulat melihat perempuan-perempuan yang dibunuh setiap hatinya. (ipo)

dibunuh oleh manusia bebal,
dibunuh oleh negara,
dibunuh oleh sistem yang bengis sekali. (ola)

dia akhirnya mewujudkan cita-cita termulianya untuk mati.
tapi apakah kau tahu?
perempuan itu mati untuk berengkarnasi. (ipo)

menjadi seorang penyihir, yang merangkum berbagai amarah dan dendam yang membara.
yang akan melipat setiap pembunuh bengis itu.
akan merobek kelamin mereka
(si penindas culas tak berguna itu) (ola)

perlahan-lahan, pelan-pelan dengan seksama (sama)
“tunggu saja” (ola)

penyihir itu tidak bisu, tidak buta dan tidak tuli
dia melihat semua represifitas dominasi kaparat bajingan.
dia mendengar semua kutukan penderitaan dari korban yang hancur hidupnya. (ipo)

akan datang membakar setiap dendam yang belum tuntas.
menghancurkan peradaban yang anjing dan bajingan. (sama)

dan kita lahir kembali sebagai seorang penyihir. (ola)

meredup tangis dan amarah (ipo)

menjelma perlawanan tanpa batas (ola)

kepada setiap yang menindas (sama)

Post a Comment

Previous Post Next Post