Klik Untuk Nonton; VIDEO
TEROPONGKIKUJ, Budaya - Nenek Moyang kita terdahulu memiliki beberapa jenis senjata yang sering mereka pakai baik dalam hal perlindungan diri maupun untuk hal lainnya. Beberapa senjata yang mereka miliki ada terbuat dari besi, dan juga terbuat dari kayu dan batu.
Reviuw Badik Gecong Senjata Khas Suku Bugis
Senjata dari besi ini busa berupa tombak, parang, pedang, keris, badik yang berupa senjata khas suku Bugis Makassar dan beberapa jenis senjata lainnya. Dan setiap senjata yang terbuat dari besi itu sendiri harus terus dirawat atau dibersihkan agar tidak berkarat dan tetap bertahan lama.
Membersihkan senjata pusaka seperti badik dan keris ini kalau dalam suku bugis biasa disebut dengan nama Mattompang. Mattompang adalah proses pembersihan benda pusaka yang berupa badik atau keris agar tidak berkarat dan tetap awet.
Dalam ritual mattompang ada beberapa versi yang sering digunakan, dan pada kesempatan ini kita akan membahas salah satu cara membersihkan badik atau keris yang sering digunakan. Dengan menggunakan jeruk nipis ritual mattompang sudah bisa dilakukan dengan hati hati agar tidak pusaka tersebut tidak melukai tangan.
Jeruk nipis dibelah menjadi beberapa bagian dan airnya di teteskan ke badan senjata yang berupa badik atau keris dan kemudian di pijat dan diurut perlahan memakai tangan. Mengurutnya juga dilakukan dengan satu arah yaitu keluar menuju ke arah ujung badik atau keris.
Adapun alasan kenapa diurut keluar menuju ujung senjata berupa badik atau keris itu dengan alasan bahwa itu berupa sara' atau doa dalam bentuk aktifitas. Diurut keluar agar kedepannya senjata badik atau keris yang dibersihkan tersebut makan keluar dan menjaga didalam.
Makan keluar diartikan dengan orang luar yang bisa dilukai bukan orang dalam atau pemilik senjata itu sendiri. Demikian sedikit pemafaran yang disampaikan oleh tetua menasehati cucunya.
Adapun untuk waktu yang sering digunakan untuk mattompang adalah pada malam jumat, karena diyakini malam jumat adalah induk segala malam dan juga diyakini malam yang sakral maka dianggap bisa membuat senjata badik atau keris tersebut juga menjadi lebih sakral. Untuk kebenarannya hanya tuhan yang tau, kita hanya berusaha dan berdoa namun hasil akhir semua tergantung dari berkah sang pencipta dalam hal ini Allah SWT.
Senjata dari besi ini busa berupa tombak, parang, pedang, keris, badik yang berupa senjata khas suku Bugis Makassar dan beberapa jenis senjata lainnya. Dan setiap senjata yang terbuat dari besi itu sendiri harus terus dirawat atau dibersihkan agar tidak berkarat dan tetap bertahan lama.
Membersihkan senjata pusaka seperti badik dan keris ini kalau dalam suku bugis biasa disebut dengan nama Mattompang. Mattompang adalah proses pembersihan benda pusaka yang berupa badik atau keris agar tidak berkarat dan tetap awet.
Dalam ritual mattompang ada beberapa versi yang sering digunakan, dan pada kesempatan ini kita akan membahas salah satu cara membersihkan badik atau keris yang sering digunakan. Dengan menggunakan jeruk nipis ritual mattompang sudah bisa dilakukan dengan hati hati agar tidak pusaka tersebut tidak melukai tangan.
Jeruk nipis dibelah menjadi beberapa bagian dan airnya di teteskan ke badan senjata yang berupa badik atau keris dan kemudian di pijat dan diurut perlahan memakai tangan. Mengurutnya juga dilakukan dengan satu arah yaitu keluar menuju ke arah ujung badik atau keris.
Adapun alasan kenapa diurut keluar menuju ujung senjata berupa badik atau keris itu dengan alasan bahwa itu berupa sara' atau doa dalam bentuk aktifitas. Diurut keluar agar kedepannya senjata badik atau keris yang dibersihkan tersebut makan keluar dan menjaga didalam.
Makan keluar diartikan dengan orang luar yang bisa dilukai bukan orang dalam atau pemilik senjata itu sendiri. Demikian sedikit pemafaran yang disampaikan oleh tetua menasehati cucunya.
Adapun untuk waktu yang sering digunakan untuk mattompang adalah pada malam jumat, karena diyakini malam jumat adalah induk segala malam dan juga diyakini malam yang sakral maka dianggap bisa membuat senjata badik atau keris tersebut juga menjadi lebih sakral. Untuk kebenarannya hanya tuhan yang tau, kita hanya berusaha dan berdoa namun hasil akhir semua tergantung dari berkah sang pencipta dalam hal ini Allah SWT.
Penulis Bang Kikuj