Tertidur Lelap Di Pangkalan Sampai Lupa Hape Taruh Dimana


Kunjungi Juga; SEPUTAR OJOL


TEROPONGKIKUJ, Ojol - Setelah selesaikan beberapa orderan, rasa kantuk pun mulai merasuki isi kepalaku. Rasanya sudah tak sanggup lagi bawa motor namun ada janji yang harus kutepati.

Sebelumnya saya janjian dengan salah satu saudara di kota Makassar ini untuk ketemu dalam rangka bayar uang baju pesanan ku. Janjiannya ketemu di Kanwil Kemenag yang kebetulan teman" sedang dalam proses diskusi dengan Kemenag terkait Surat Edaran.


Kunjungi Juga; Balap Motor


Kupaksa diriku membawa motor hingga tiba di Kanwil Kemenag dan setelah bertemu dan serahkan uang baju saya pun segera beranjak cari tempat untuk baringkan badan. Sebenarnya saya juga mau tinggal di Kanwil Kemenag untuk bahan artikel cuma rasa kantukku jauh lebih memaksa ku untuk pergi.

Kupilih pangkalan ojol Manggis karena kebetulan di pangkalan tersebut memang adalah tempat ku sering mangkal saat waktu senggang. Setiba di warung bunda dimana juga pangkalan Manggis suasana sedang sepih. Tak nampak seorang driver pun yang stand by.



Langsung saja saya baringkan kepala karena sudah tidak tahan dan akhirnya tertidur pulas hingga 2 jam lamanya. Aku tersentak ketika teringat hape cuma disimpan di meja saja terus tidur. Setelah bangun saya pun kaget karena meja didepan ku bersih. Jadi hape ku kemana ?? Tanyaku dalam hati.


Kunjungi Juga; Ritual Seni Budaya


Melihat kegelisahanku Bunda pun mendekati dan mengatakan ini hape mu nak, saya ambil tadi karena takutnya ada curi ki karena nyenyak sekali tidur ta saya lihat ucap bunda.

Bunda ini adalah ibu yang jualan di warung bunda dan beliau ini adalah ibu dari sahabat kita Rahmania. Alhamdulillah kirain hilang. Saya sangat bersyukur karena begitu banyak orang" yang peduli dengan saya.

Tidak lama kemudian kopi bikinan bunda pun sudah tersedia dimeja yang ada di depan ku, dan kalian tau ngak gais, sekian lama kalau minum ka kopi dsini itu tidak pernah mau diambil uang ku. Biar kupaksa tidak mau sekali beliau ambil. Panjang umur ki bunda. Amin.

Penulis; Bang Kikuj

Post a Comment

Previous Post Next Post