Resep Pembuatan Es Dawet Atau Cendol Beras Secara Tradisional Dengan Bahan Daun Pandang Ternyata Sangat Mudah


Klik Untuk Nonton; VIDEONYA


ARTIKELTEROPONGKIKUJ, Resep - Bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah dan pengampunan, dimana umat Islam diseluruh penjuru dunia bersama - sama melakukan ibadah puasa. Selamat menjalankan ibadah puasa mohon maaf lahir dan bathin, semoga apa yang kita lakukan dibulan puasa ini menjadi penghapus segala dosa yang kita lakukan dimasa lampau.

Ketika menjalankan puasa tentu kita menginginkan menu buka puasa yang terbaik menjadi makanan atau minuman pertama yang masuk kedalam tenggorokan kita. Diantara menu buka puasa yang menjadi pavorit disemua kalangan adalah "Es Cendol".

Kunjungi Juga; Playlist Kuliner

Es Cendol Beras ini menjadi jajanan paling laris dikala bulan Ramadhan tiba, karena disukai oleh semua golongan dari anak - anak, remaja, dewasa hingga orang tua.Hari ini kita berkesempatan untuk meliput pembuatan cendol yang dikenal enak dan lembut saat masuk kedalam tenggorokan.

Cendol buatan Daeng Fuji salah satu warga Dusun Tombolo Desa Tompobulu Kec. Tompobulu Kab. Maros Prov. Sulsel ini adalah cendol yang diperebutkan oleh warga masyarakat di sekitar tempat tinggalnya. Sejak pagi di hari pertama bulan Ramadhan ini pesanan cendolnya tak berhenti masuk, hingga beliau sendiri kewalahan dan terpaksa menolak sebagian pesanan.

Beliau membeberkan resep cara membuat cendol kepada teropong kikuj dengan maksud agar apa yang diketahuinya bisa juga dipraktekkan oleh yang lainnya.

Diawali dengan membersihkan beras yang rencananya akan dibuat cendol dari sampah dan ampas dengan cara tradisional "mattapie" hingga bersih sebanyak 10 liter. Beras yang sudah dibersihkan dari ampas kemudian direndam dan dibersihkan kembali sampai air bekas cucian beras itu lebih jernih.

Kemudian beras direndam selama kurang lebih 8 jam sampai mengembang. Siapkan juga kapur secukupnya dan daun pandang secukupnya yang berfungsi sebagai pewarna alami sekaligus pengharum.

Setelah direndam, selanjutnya beras di tiriskan dan digiling menjadi tepung. Tepung beras tersebut kemudian di campurkan dengan air hasil perasan daun pandang, dan juga dicampurkan dengan Kapur atau kalau dalam bahasa makassar disebut Palleko'.

Kemudian adonan tersebut diaduk hingga merata, dan sementara air dimasak di panci besar hingga mendidih. Setelah air diatas tungku atau kompor mendidih, selanjutnya adonan dari tepung beras, kapur/palleko', dan juga air perasan daun pandan yang berfungsi sebagai pengharum sekaligus menjadi pewarna alami.

Kemudian diaduk hingga adonan diatas panci menjadi kental dan masak. Setelah masak maka dipindahkan  dari panci ke baskon yang sudah diisi air. Pada saat prosesi pemindahan dari panci tempat masak ke baskon tersebut kita memakai tapisan yang sengaja di lubangi sebesar kelingking jari.

Dari tapisan tersebut nantinya akan terbentuk dengan sendirinya butiran kecil cendol yang sudah siap untuk campur dengan sirup dan air es. Dari 10 liter beras diolah menjadi 4 ember jumbo cendol beras, dan harga per 1 ember Rp. 60.000.

Penulis; Bang Kikuj

Post a Comment

Previous Post Next Post